“Parasite” Bukti Nyata Kesuksesan Industri Hiburan Korea
“Parasite” Bukti Nyata Kesuksesan
Industri Hiburan Korea
Pagelaran Piala Oscar 2020 mencatatkan
sejarah baru, “Parasite” menjadi film berbahasa asing pertama yang berhasil
memenangkan Piala Oscar di kategori Best Motion Picture. Tidak hanya itu, film
asal Korea Selatan ini juga menjadi film asia pertama yang berhasil memenangkan
Best International Features Film dalam ajang Academy Awards ke-92 tersebut.
Sang sutradara seakan tidak mau kalah, juga berhasil memenangkan kategori Best
Director atau Sutradara Terbaik. Total ada 4 penghargaan yang berhasil
dibawa pulang oleh “Parasite” di ajang Piala Oscar 2020 ini. Di kategori Best
Motion Picture sendiri “Parasite” berhasil mengalahkan film - film box office
seperti Joker, Ford v Ferrari dan Once Upon a Time in Hollywood, sedangkan sang
sutradara yang meraih penghargaan Best Director berhasil mengaralahkan nama -
nama beken seperti Martin Scorcesse dan Quentin Tarantino. Hal ini tentunya
menjadi kebanggan yang luar biasa bagi masyarakat Korea Selatan.
Sebelumnya, “Parasite” juga
berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Palme D’or di Festival Film
Cannes 2019. Sejak saat itu, film ini selalu meraih penghargaan, seperti Bafta
dan Golden Globe, untuk kategori film berbahasa asing. Hal ini tentunya menjadi
perbincangan hangat di kalangan masyarakat , terutama pecinta film di seluruh
dunia tak terkecuali di Indonesia.Penulis berkesempatan mewawancarai beberapa
penggiat film di Surabaya yang tergabung dalam komunitas film kampus, salah
satunya yaitu Habil Fachryl. Ia beranggapan bahwa Parasite menyuguhkan
ide cerita yang segar serta mampu mengangkat isu - isu sosial secara menarik.
“Saya menonton Parasite dua kali di bioskop dan gak ada rasa bosan,
menurut saya film ini mampu mengangkat isu - isu berat secara ringan, seperti
status sosial dalam masyarakat bahkan hal sepele seperti bau badan dikemas
menjadi sangat menarik” ujar ketua Kinne Komunikasi 2019 tersebut.
“Parasite disini kan menggambarkan
suatu makhluk hidup yang tidak bisa hidup tanpa inangnya, dengan ide cerita
yang sederhana seperti ini sang sutradara mampu mengangkat isu - isu sosial
yang ada di negaranya, keren banget” imbuhnya. Lain halnya dengan Habil Fachryl,
Eela Luna yang tergabung dalam komunitas film yang sama berharap dengan
suksesnya film “Parasite” ini mampu memotivasi filmmaker di Indonesia untuk
melahirkan karya - karya yang lebih menarik. “Semoga dengan adanya film ini
mampu memotivasi filmmaker Indonesia untuk semakin memajukan industri perfilman
Indonesia. Masak Korea aja bisa kita nggak” ujarnya.
Parasite dibuat dengan
naskah yang matang lalu dieksekusi secara mendetail oleh Bong Joon-ho.
Premisnya sederhana, yaitu tentang dua keluarga yang bertolak belakang strata
sosialnya. Namun, premis itulah yang kemudian menuntun penonton kepada
serangkaian kejadian tak terduga. Kita akan disuguhkan perpaduan antara adegan
yang menggelitik dan memilukan. Penonton juga diajak menikmati humor penuh
sindiran sosial yang disajikan dengan sangat mulus, lewat karakter,
gambar-gambar kontradiktif tapi simpel, serta dialog dari masing masing
karakternya. Contoh sederhananya saat Yeon-kyo ingin melangsungkan pesta
ulang tahun mendadak untuk anak bungsunya, Da-song. Saat Ki-taek yang kini
sudah 'berhasil' menjadi sopir mengantar dan membantunya berbelanja persiapan
pesta, Yeon-kyo mensyukuri cuaca dan langit cerah berkat hujan yang terjadi
semalam suntuk. Di sudut kota lain, hujan yang disyukuri itu malah menjadi musibah
bagi keluarga Ki-Taek yang merendam rumah Ki-taek, hingga ia dan ratusan warga
kurang beruntung lainnya harus mengungsi di sebuah stadion olahraga.
Industri
hiburan di Korea Selatan beberapa tahun kebelakang berkembang dengan cepat
secara mengglobal. Musik, film, hingga drama televisinya diminati banyak orang
di seluruh penjuru dunia. Kesuksesan film “Parasite” bisa dibilang merupakan
manifestasi nyata kesuksesan industri hiburan Korea Selatan. Tidak heran jika
film ini akan selalu dikenang hingga bertahun - tahun kedepan.
![]() |
| Penulis bersama Narasumber (09/03/2020) Ditulis Oleh Ahmad Hanif T S. (17043010102) |


Comments
Post a Comment