Trend Boba di Indonesia

Trend Boba di Indonesia, Dari Minuman Hingga Merambat ke Makanan

<![if !vml]><![endif]>

Minuman satu ini sangat digemari oleh banyak orang. Dengan berbagai rasa serta ditambah dengan topping boba yang kenyal membuat semua orang sangat menikmatinya.
Minuman boba mulai menjadi hits setelah diperkenalkan oleh Liu Han-Chieh, pemilik toko teh asal Taiwan bernama "Chun Shui Tang" di Taichung, Taiwan.
Orang Taiwan kemudian menuangkan bola tapioka tersebut ke dalam es teh sebagai tambahan untuk menikmati teh. Karena semua orang menyukainya, akhirnya membuat teh boba tersebut menjadi produk yang dijual di toko milik Liu Han-Chieh.
Minuman tersebut kemudian dikenal dengan nama Bubble tea atau Pearl milk tea secara internasinal atau Teh Boba di Indonesia. Telah menjadi tren sejak awal 90-an, rupanya butuh waktu sepuluh tahun untuk membawa minuman bubble masuk ke Indonesia. Selain diolah menjadi sebuah minuman, boba punya kekuatan inovasi yang besar. Minuman ini terus bertransformasi dan menciptakan daya tarik. Rasa baru terus bermunculan dan tampilannya pun kian beragam.
Kuliner boba memiliki trik tersendiri untuk ‘mencaplok’ konsumen. Salah satunya adalah gaya hidup milenial yang menjadi sasaran medium pemasaran para pebisnis boba saat ini. Hal ini bisa dilihat dari tampilan segelas bubble tea yang kian instagramable. Tak mudah bagi satu jenis kuliner untuk menjadi sebuah tren yang bertahan lama. Inovasi jadi kunci. Cita rasa dan konsep pemasaran jadi dua hal yang patut diperhatikan.

<![if !vml]><![endif]>

Berawal dari minuman keseharian layaknya es cendol, minuman bubble kini punya banyak wajah, banyak nama. Bahkan seiring waktu, mutiara tapioka tak hanya menjadi pelengkap minuman. Sudah ada dessert dengan boba. Tak tanggung-tanggung, boba juga hadir pada sederet jenis penganan seperti kue, roti, hingga mie goreng. 
Salah satu mahasiswi pecinta boba, Roland mengatakan, ‘latah’ ini muncul karena orang Indonesia yang cepat menangkap tren. “Karena hype banget, jadi enggak berhenti di minuman aja,” katanya.
<![if !vml]><![endif]>
Roland menuturkan, pemain bisnis boba masa kini memiliki kemampuan inovasi yang luar biasa. Inovasi itu diikuti para pemain berdasarkan tren di kalangan anak muda.
"Kalau menurut saya boba itu sama dengan fashion. Jadi sirkulasi kehidupannya akan ada sekian tahun kemudian dan akan ada lagi. Kalau ditanya kenapa bisa lebih survive dibandingkan jenis lain, balik lagi kompetisi itu kita selalu menganggap sebagai pikiran positif jadi akan ada inovasi dan memperluas pasar. Dan hal itu membuat masing-masing brand, dikenal dan selalu diingat orang. Itu yang membuat salah satu hal kenapa bisnis boba lebih bertahan lama dibandingkan beberapa konsep bisnis minuman lainnya," jelas Roland.
Selain itu, menurut Roland, daya beli generasi milenial dan generasi Z yang merupakan pelanggan setia minuman boba juga membaik. Sehingga, mereka tak keberatan mengkonsumsi minuman boba beberapa kali.
"Kita melihat sekarang ini generasi milenial dan Z mereka secara lifestyle dan spending power cukup bagus," ujar dia
Kepopuleran boba dikalangan kaum muda dan millenials sangatlah tinggi, bahkan tidak sedikit juga kaum tua yang ikut meramaikan kepopuleran boba di Indonesia. Seiring dengan ketenaran dan kepopuleran boba yang terus meningkat, inovasi boba yang dilakukan oleh brand juga harus terus ditingkatkan agar dapat terus bertahan di industri boba. Banyaknya menu-menu olahan boba baru yang bermunculan dan fleksibelnya boba bila digabungkan dengan makanan dan minuman, membuat boba mempunyai prospek produk yang cerah dimasa depan.
Jadi bagaimana? Tertarik mencoba untuk bisnis boba atau tertarik untuk mencoba keunikan dari varian boba?

Penulis bersama narasumber
Ditulis Oleh Nurjihan Pricillia P (17043010024)

Comments

Popular posts from this blog

Menari Dengan Bayangan Bhaskara Putra

Finalis Puteri Indonesia Salah Lafalkan Pancasila, Apa Kata Para Milenial?